Beranda | Artikel
Kebiasaan Orang Kafir Mencela Orang Beriman - Surah Al-Baqarah Ayat 212
Kamis, 4 November 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Kebiasaan Orang Kafir Mencela Orang Beriman – Surah Al-Baqarah Ayat 212 adalah kajian tafsir Al-Quran yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Kajian ini beliau sampaikan di Masjid Al-Barkah, komplek studio Radio Rodja dan Rodja TV pada Selasa 27 Rabi’ul Awal 1443 H / 02 November 2021 M.

Surah Al-Baqarah Ayat 212

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا ۘ وَالَّذِينَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَن يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Dihiaskan kepada orang-orang kafir itu kehidupan dunia, dan mereka memperolok-olok orang yang beriman. Dan orang-orang yang bertakwa itu akan berada di atas mereka nanti pada hari kiamat. Dan Allah memberikan rezeki kepada siapa yang Allah kehendaki dengan tanpa perhitungan.” (QS. Al-Baqarah[2]: 212)

Faedah Surah Al-Baqarah Ayat 212

Dari ayat ini, kata Syaikh Utsaimin Rahimahullah kita ambil faedah:

Orang-orang kafir tertipu dengan kehidupan dunia

Sebab utama orang bisa kafir adalah karena tertipu dengan dunia. Kalau dia tidak tidak tertipu dengan dunia, dia yakin bahwa dunia ini sementara, dan bahwasanya kehidupan hakiki itu adalah kehidupan akhirat, tentu dia akan bersiap-siap untuk menuju kehidupan akhirat itu. Tapi karena dia tertipu dengan dunia, akhirnya menganggap seakan-akan hidup hanya di dunia saja. Akibatnya mereka pun kemudian tidak beriman kepada kehidupan akhirat.

Orang-orang kafir asyik dengan dunia

Orang-orang kafir asik dengan dunia dan keinginan terbesarnya adalah dunia, tujuan mereka dunia, Karena Allah mengatakan dalam ayat itu: “dihiaskan kepada mereka,” kalau sudah dihiaskan di hati mereka dunia, pasti keinginan dia dunia dan yang dia cari hanya dunia.

Sifat seperti ini tidak layak untuk dimiliki oleh seorang yang beriman kepada Allah dan kehidupan akhirat. Orang-orang kafir itu cinta dan bencinya karena dunia, loyalitas dan permusuhannya karena dunia semuanya, sedihnya mereka karena dunia, semua karena dunia, bahkan berteman pun karena dunia, sama sekali bukan karena Allah ‘Azza wa Jalla.

Maka kalau kita orang beriman lebih asyik dengan dunia dan tidak merasa asyik dengan ibadah kepada Allah, sungguh kita sudah menyerupai keadaan orang-orang kafir (bukan berarti kita kafir).

Dunia remeh bagi orang beriman

Orang yang beriman dengan iman yang sempurna menganggap dan memandang dunia itu sesuatu yang remeh. Karena Allah mengatakan dalam ayat ini: “dihiaskan kehidupan dunia untuk orang kafir,” berarti untuk orang beriman yang benar-benar beriman tidak dihiaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kehidupan dunia.

Orang yang beriman memandang dunia itu remeh karena mereka yakin dunia itu sementara. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kalau melihat perkara dunia yang membuat beliau kagum, beliau mengatakan:

إِنَّ الْعَيْشَ عَيْشُ الآخِرَهْ

“Sesungguhnya kehidupan (yang hakiki) adalah kehidupan akhirat.”

Namun hadits ini mursal, karena berasal dari periwayatan Mujahid, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Namun memang demikianlah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits-hadits yang banyak mengingatkan umatnya tentang hakikat dunia. Di antaranya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengumpamakan dunia itu seharga sayap seekor nyamuk.

لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّه جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْها شَرْبَةَ مَاءٍ

“Kalaulah dunia itu berharga di mata Allah seharga dengan sayap nyamuk maka Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir.(HR. Tirmidzi)

Tapi masalahnya dunia tidak ada harganya di mata Allah ‘Azza wa Jalla.

Dan dalam hadits yang sering Antum dengarkan, Rasulullah mengumpamakan dunia bagaikan bangkai anak kambing. Semua kita menganggap bangkai sesuatu yang sangat menjijikkan. Ternyata dunia lebih hina di mata Allah daripada bangkai di mata kita.

Bukan berarti kita meninggalkan dunia. Silahkan mencari uang, tidak masalah. Tapi orang yang beriman berbeda. Dia mencari uang dengan niat untuk akhirat, agar menambah pahala, menafkahi yang wajib (anak dan istri) dan kalau ada kelebihan bisa sedekah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلرَّجُلِ الصَّالِح

“Sebaik-baik harta adalah yang dimiliki oleh orang yang shalih.” (HR. Ahmad)

Dunia itu rendah

Ayat ini menunjukkan bahwa betapa dunia itu rendah/hina. Dunia (الدنيا) dalam bahasa Arab artinya rendah. Dan memang dunia itu rendah, sedangkan akhirat itu mulia dan tinggi.

Maka dari itulah orang yang sadar bahwa dunia itu rendah/hina, dia tidak mungkin mau mengganti akhiratnya demi untuk dunia. Oleh karena itu aneh jika ada orang shalat/beribadah dengan niat yang paling utama untuk mendapatkan dunia. Padahal shalat itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Pahala yang paling pantas untuk shalat adalah surga, kenapa hanya mengharapkan kehidupan dunia? Maka seharusnya niat yang paling utama dari ibadah yang kita lakukan adalah mengharapkan akhirat.

Maka jangan condong kepada dunia, jangan merasa tenang dengan dunia, dan jangan sampai keinginan kita hanya untuk dunia. Tapi kita jadikan keinginan kita adalah kehidupan akhirat saja.

Ini tidak meniadakan bolehnya kita bersenang-senang dengan dunia selama tidak tertipu dengan kehidupan dunia. Orang yang tahu hakikat dunia tidak akan tenang dengan dunia. Karena dia tahu itu bakal dihisab oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Orang kafir mengejek orang beriman

Orang-orang kafir akan terus-menerus berusaha untuk menghinakan orang-orang yang beriman. Orang-orang kafir tidak akan pernah diam, mereka terus berfikir bagaimana caranya menyingkirkan orang beriman. Karena Allah mengatakan dalam ayat ini: “dan mereka terus-menerus memperolok-olok orang yang beriman.”

Yang dilihat adalah akhirnya

Yang dilihat dan dijadikan sebagai sandaran kita adalah kesudahannya bagaimana. Kita hidup di dunia sementara dan kesudahan kita di akhirat. Kalau kesudahan kita di surga, maka Alhamdulillah tidak masalah kalau kita di dunia ini diperolok dan dituduh macam-macam.

Allah menegarkan kaum mukminin

Ayat ini ingin mengokohkan dan menegarkan kaum mukminin. Juga agar mereka tegar dalam keimanan mereka. Allah mengatakan: “Adapun orang-orang yang beriman nanti pada hari kiamat di atas mereka.” Seakan-akan Allah mengatakan: “Sabarlah kamu orang beriman dengan keadaan yang terus-menerus diperolok/dihina/dikucilkan, nanti di hari kiamat kamu akan lihat bagaimana kenyataan yang ada.”

Sabarlah kalian, karena memang Allah sudah kabarkan bahwa kebiasaan mereka memperolok kalian. Jika kalian tahu bahwa itu memang kebiasaan orang-orang yang tidak beriman, maka biasanya ini bisa membuat kita sabar dalam memegang agama ini.

Kabar gembira untuk orang-orang yang beriman

Orang-orang beriman, nanti pada hari kiamat di atas orang-orang kafir. Mereka di dalam surga mentertawakan orang-orang kafir. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan:

Kehendak Allah

Penetapan bahwasanya perbuatan-perbuatan Allah berhubungan dengan kehendakNya. Dalam ayat ini Allah mengatakan: “Dan Allah memberikan rezeki kepada siapa yang Allah apa kehendaki.”

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian Tentang Kebiasaan Orang Kafir Mencela Orang Beriman


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50995-kebiasaan-orang-kafir-mencela-orang-beriman-surah-al-baqarah-ayat-212/